Dimensi PGSM sangat bergantung pada konsep kestabilannya. Oleh karena itu, perhitungan dimensi PGSM berupa berat butir batu lapis lindung (W), lebar puncak PGSM (B), tebal lapis lindung (t) dan jumlah h'utir batu lapis lindung (N), harus didasarkan pada konsep kestabilan PGSM. PGSM dengan indikator N dan W pada banyak lapis vang disarankan, diilustrasikan pada gambar dibawah ini.
Stabilitas Lapis Lindung.
a. Berat Batu Lapis Lindung
Di dalam perencanaan breakwater, ditentukan berat butir batu pelindung, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hudson.
Dengan :
W = Berat butir batu pelindung
Γr = berat jenis batu
γa = berat jenis air laut
H = tinggi gelombang rencana
θ = Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
KD = Koefisien stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung (batu alam atau buatan), kekasaran permukaan batu, ketajaman sisi-sisinya, ikatan antara butir dan keadaan pecahnya gelombang.
KD juga dipengaruhi oleh jenis material, penempatan, type gelombang (pecah atau tidak), dan kemiringan bangunan.
a. Lebar
Lebar puncak PGSM dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
Dengan :
B = Lebar puncak
n = jumlah butir batu (n minimum = 3)
kΔ = koefisien lapis (tabel 2.2)
W = berat butir batu pelindung
γr = berat jenis batu pelindung
Kadang-kadang di puncak breakwater tumpukan batu dibuat dinding dan lapis beton yang dicor di tempat. Lapis beton ini mempunyai tiga fungsi, yaitu 1) memperkuat puncak bangunan, 2) menambah tinggi puncak bangunan, dan 3) sebagai jalan untuk perawatan.
a. Tebal Lapis Lindung dan Jumlah Butir Batu
Tebal lapis pelindung dan jumlah butir batu tiap satu luasan diberikan oleh rumus berikut ini.
Dengan :
t = tebal lapis pelindung
n = jumlah lapis batu dalam lapis pelindung
kΔ = koefisien yang diberikan dalam tabel 2.4
A = Luas permukaan
P = porositas rerata dari lapis pelindung (%) (tabel 2.4)
N = jumlah butir batu untuk satu satuan luas permukaan A.
γr = berat jenis batu
Jumat, 30 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar